Contoh Proposal Tesis Pendidikan

Posted by aLdyputRa on Friday, 2 March 2012

Contoh Proposal Tesis Pendidikan - Kali ini saya akan memberikan informasi mengenai Contoh Proposal Tesis Pendidikan.Setelah beberapa saat yang lalu saya memberikan Contoh Tesis Pendidikan dan juga sedikit mengenai Contoh Judul Tesis Manajemen Pendidikan kali ini saya akan memberikan Contoh Proposal Tesis Pendidikan.

Proposal Tesis Pendidikan ini tidak jauh berbeda dengan beberapa Contoh Proposal yang sudah saya berikan pada artikel - artikel saya sebelumnya.Mari kita lihat bagaimana Contoh Proposal Tesis Pendidikan yang dapat saya berikan untuk teman - teman semuanya.


Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. 

Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan Dalam mengelola sekolah, kepala sekolah memiliki peran yang sangat besar. Kepala Sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan menuju sekolah dan pendidikan secara luas. Sebagai pengelola institusi satuan pendidikan, kepala sekolah dituntut untuk selalu meningkatkan efektifitas kinerjanya. Untuk mencapai mutu sekolah yang efektif, kepala sekolah dan seluruh stakeholders harus bahu membahu kerjasama dengan penuh kekompakan dalam segala hal.

Kepala sekolah harus memahami kultur sekolah yang ada sekarang ini, dan menyadari bahwa hal itu tidak lepas dari struktur dan pola kepemimpinannya. Perubahan kultur yang lebih “sehat” harus dimulai dari kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah harus mengembangkan kepemimpinan berdasarkan dialog, saling perhatian dan pengertian satu dengan yang lain. Biarlah guru, staf administrasi bahkan siswa menyampaikan pandangannya tentang kultur sekolah yang ada dewasa ini, mana segi positif dan mana negatif, khususnya berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekoloh, struktur organisasi, nilai-nilai dan norma-norma, kepuasan terhadap kelas, dan produktivitas sekolah. Pandangan ini sangat penting artinya bagi upaya untuk merubah kultur sekolah.

Kultur sekolah ini berkaitan erat dengan visi yang dimiliki oleh kepala sekolah tentang masa depan sekolah. Kepala sekolah yang memiliki visi untuk menghadapi tantangan sekolah di masa depan akan lebih sukses dalam membangun kultur sekolah. Untuk membangun visi sekolah ini, perlu kolaborasi antara kepala sekolah, guru, orang tua, staf administrasi dan tenaga profesional. Kultur sekolah akan baik apabila: a) kepala dapat berperan sebagai model, b) mampu membangun tim kerjasama, c) belajar dari guru, staf, dan siswa, dan, d) harus memahami kebiasaan yang baik untuk terus dikembangkan. 

Kepala sekolah dan guru harus mampu memahami lingkungan sekolah yang spesifik tersebut. Karena, akan memberikan perspektif dan kerangka dasar untuk melihat, memahami dan memecahkan berbagai problem yang terjadi di sekolah. Dengan dapat memahami permasalahan yang kompleks sebagai suatu kesatuan secara mendalam, kepala sekolah dan guru akan memiliki nilai-nilai dan sikap yang amat diperlukan dalam menjaga dan memberikan lingkungan yang kondusif bagi berlangsungnya proses pendidikan.

Kualitas mempunyai dimensi tergantung pada produk yang diinginkan oleh pelanggan atau masyarakat antara lain seperti kinerja, bentuk, kesesuaian, kekuatan, pelayanan, keindahan, rasa, harga, pemenuhan kebutuhan, kemanusiaan, keamanan, kemampuan dan lain-lain. Dari dimensi tersebut di atas yang paling menonjol adalah “zero defect” atau tanpa cacat, kemudian berkembang menjadi lebih luas yang dikenal dengan “Management Zero”, yaitu suatu upaya meningkatkan kualitas melalui cara penekanan pada faktor tertentu (mengurangi sekecil mungkin), 

dengan harapan akan memperoleh keuntungan yang setinggi-tingginya atau optimal pada faktor yang lain. Contoh tersebut antara lain : zero price, zero cost, zero defect, zero lead time, zero inventory, zero down time, dan lain-lainnya.
Persepsi lama tentang kualitas umumnya berkisar pada kesesuaian dengan spesifikasi, kepuasan konsumen dan hasil pemeriksaan pengawas. Pada era globalisasi sekarang telah bergeser menjadi paradigma baru seperti “Mulai dengan benar melakukan sesuatu pekerjaan dan menyempurnakan terus-menerus”. Paradigma baru mendorong upaya peningkatan profesionalisme bersamaan dengan peningkatan kualitas barang dan jasa, namun tidak berarti bahwa persepsi lama tentang kualitas harus ditinggalkan.

Sementara itu tingkat kualitas dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu (1). Sempurna atau terbaik; (2). Asal jadi, dan (3). Buruk. Tingkat kualitas seperti tersebut di atas sangat relatif, karena tergantung kepada kepuasan pelanggan sesuai dengan dimensi kualitas yang dikehendakinya.

Dalam konsep yang lebih luas, kualitas pendidikan mempunyai makna sebagai suatu kadar proses dan hasil pendidikan secara keseluruhan. Kualitas pendidikan yang menyangkut proses dan atau hasil ditetapkan sesuai dengan pendekatan dan kriteria tertentu. Proses pendidikan merupakan suatu keseluruhan aktivitas pelaksanaan pendidikan dalam berbagai dimensi baik internal maupun eksternal, baik kebijakan maupun oprasional, baik edukatif maupun manajerial, baik pada tingkatan makro (nasional), regional, institusional, maupun instruksional dan individual; baik pendidikan dalam jalur sekolah maupun luar sekolah, dsb.

Dalam bahasan ini proses pendidikan yang dimaksud adalah proses pendidikan Proses pendidikan yang berkualitas ditentukan oleh berbagai faktor yang saling terkait. Kualitas sekolah bukan terletak pada besar atau kecilnya sekolah, negeri atau swasta, kaya atau miskin, permanen atau tidak, di kota atau di desa, gratis atau membayar, fasilitas yang “wah dan keren”, guru sarjana atau bukan, berpakaian seragam atau tidak. Faktor-faktor yang menentukan kualitas sekolah adalah terletak pada unsur-unsur dinamis yang ada di dalam sekolah itu dan lingkungannya sebagai suatu kesatuan sistem. Salah satu unsurnya ialah guru sebagai pelaku terdepan dalam pelaksanaan pendidikan di tingkat institusional dan instruksional.

Berdasarkan pada latar belakang penelitian tersebut diatas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul : ”Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah Dapat meningkatkan Kualitas Sekolah di SD Negeri Leuwimunding III ”

B. Perumusan Masalah

Setelah masalah diteliti itu ditentukan variabel yang akan diteliti, dan supaya masalah dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik, maka rumusan masalah itu dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Adapun perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
  • Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kualitas Sekolah pada SD Negeri Leuwimunding III Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka.
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut :
  • Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kualitas Sekolah di SD Negeri Leuwimunding III.
D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan agar bisa memberikan manfaat tertentu baik bagi penulis, serta bagi pihak lain yang membutuhkan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
  • Bagi SDN Leuwimunding III, sebagai masukan berkenaan hubungan supervisi dan efektivitas kepemimpinan dengan Kualitas Sekolah serta dapat dijadikan indikator sebagai dasar acuan untuk penerapan supervisi dan efektivitas kepemimpinan yang tepat sehingga menjadikan para guru bersemangat untuk meningkatkan kinerja atau minat untuk bekerja lebih baik sehingga akan menjadikan kualitas sekolah menjadi lebih baik.
  • Bagi peneliti, sebagai sarana menerapakan teori yang diterima dibangku kuliah dengan kondisi praktis di lapangan terutama mengenai supervisi dan efektivitas kepemimpinan yang dapat meningkatkan Kualitas Sekolahya.
E. Anggapan Dasar

Dengan tidak bermaksud mengecilkan kontribusi komponen yang lainnya, komponen kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang sangat esensi dalam menentukan kualitas sekolah. Berkenaan dengan hal tersebut, bahwa, dalam rangka meningkatkan mutu sekolah sangat dibutuhkan adanya kepemimpinan kepala sekolah yang efektif ditugaskan secara penuh untuk mengelola sekolah. 

Menyadari peran dan tugas berat yang diemban Kepala Sekolah, maka diharapkan semua elemen di sekolahan dapat bekerjasama dengan baik sehinga terjalin hubungan yang harmonis, tentu akan berpengaruh terhadap kualitas sekolah itu sendiri. Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa, ternyata meningkatkan kualitas sekolah sangat sulit dan berkaitan dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarah, maka penulis mengemukakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, anggapan dasar serta sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini berisi tentang teori-teori yang dapat digunakan atau relevan sebagai landasan atas kerangka berpikir untuk menyelesaikan masalah.
BAB III : Metodologi Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan tentang rancangan penelitian dan Variabel, penentuan populasu dan sampel, teknik pengumpulan data, metode analisis data.
Bab IV : GAMABARAN UMUM OBJEK YANG DITELITI
Pada bab gambaran umum objek yang diteliti akan menyajikan tentang sejarah singkat dan tugas pokok objek yang diteliti.
Bab V : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab hasil penelitian dan pembahasan akan menyajikan data-data yang dibutuhkan serta analisa data seperti distribusi variabel, uji instrumen, uji normalitas, uji hipotesis serta besar hubungan variabel Supervisi (X1) dan Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2), terhadap Kualitas Sekolah (Y).
Bab VI : Kesimpulan dan Saran
Merupakan bagian terakhir dari penulisan skripsi atau tugas akhir ini yang membahas tentang kesimpulan dan saran-saran sesuai dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini.
Sekian informasi sederhana saya mengenai Contoh Proposal Tesis Pendidikan.Semoga apa yang teman - teman cari dapat ditemukan dalam artikel sederhana mengenai Contoh Proposal Tesis Pendidikan.