Globalisasi Di Budaya Indonesia - Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan informasi mengenai Globalisasi Di Budaya Indonesia.Setelah beberapa saat lalu saya memberikan informasi mengenai Globalisasi Di Bidang Ekonomi kali ini saya mencoba memberikan artikel lain mengenai globalisasi yaitu Globalisasi Di Budaya Indonesia.
Globalisasi Budaya
Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi telah mengubah dunia. Dulu tak ada orang membayangkan, dunia yang begitu luas akan menjadi desa global (global village). Tahun 1964 ketika Marshall Mc Luhan mengemukakan teori determinisme teknologi dalam buku Understanding Media,banyak orang yang sulit mengerti, dan tidak bisa membayangkan konsepsi global village. Pemikiran Mc Luhan saat itu dinilai kontroversi, dan membingungkan.
Tapi sekarang, globalisasi memang benar -benar menjadi kenyataan. Penduduk dunia saling berhubungan semakin erat hampir di semua aspek kehidupan. Dari bertukar informasi, budaya, perdagangan, investasi, pariwisata, hingga persoalan pribadi, ataupun aspek kehidupan lain.
Semakin nyata perkembangan teknologi komunikasi secara signifikan memang berimbas ke berbagai sektor. Media massa global seperti CNN, MTV,CNBC, HBO, BBC, ESPN, dan lain -lain, telah menjangkau dan menembus yuridiksi berbagai negara. Informasi mengalir deras melalui jaringan media global dan kantor-kantor berita internasional, seperti Reuters, UPI, AP, AFP dan lain - lain.
Informasi-informasi itu sering dimaknai di dalamnya mengandung kebudayaan, maka terjadilah penyebaran budaya global. Media massa berperan sebagai kekuatan trend setter untuk isu-isu global, baik persoalan politik seperti hak asasi manusia, lingkungan hidup, maupun terorrisme internasional, hingga ke persoalan budaya dan gaya hidup.
Nah di kesempatan ini saya akan membicarakan Pengaruh Globalisasi Terhadap Sosial Budaya di Indonesia
Nilai-nilai moral bangsa Indonesia yang terdahulu terkenal dengan adat ketimuran bangsa Indonesia yang mempunyai nilai-nilai budaya yang luhur, adab kesopanan yang tinggi, saat ini karena pengaruh globalisasi yg disusupin oleh gaya kapitalis dan misi satu negara yang sudah masuk ke dalam kebudayaan Indonesia dengan segala pemikiran liberalis yang akhirnya mengikis nilai-nilai budaya Indonesia yang bermartabat menuju pada moral bangsa yg rendah, karena tidak sesuai dengan idiologi Pancasila yg memiliki dasar ke Tuhanan dan telah dilanggar dengan pemikiran-pemikiran liberalis yang bebas mendefinisikan makna ke Tuhanan dan kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan pemikiran-pemikiran yg liberal yaitu berdasarkan hasil pemikiran individu atau kelompok dan bukan berdasarkan aturan hokum ke Tuhanan yang diajarkan oleh suatu agama. Terutama perubahan ini terlihat sekali memasuki wilayah aturan agama yang dipeluk oleh mayoritas masyarakat Indonesia yaitu Islam. Kebebasan berfikir dan mendefinisikan amalan ibadah yang tidak sesuai dengan aturan/hukum yang sudah ditetapkan dalam ajaran islam ini, nampak jelas sekali sedang diupayakan untuk dirusak dan di selewengkan dengan mengatas-namakan toleransi dan hak asasi manusia dalam menjalankan amalan ibadahnya menurut keyakinannya sendiri dan dari hasil pemikirannya sendiri yang sudah dipengaruhi oleh gaya pemikiran Liberal yang mengusung kebebasan tanpa batas dan ini bertentangan sekali dengan norma-norma agama yang diajarkan pada umumnya dan norma ajaran islam pada khususnya yang mempunyai batasan-batasn yang tidak boleh dilanggar karena dasar
keimanan kepada Allah swt.
Pengaruh globalisasi di Indonesia yg sudah didominasi oleh gaya kapitalis dan pemikiran liberalis secara perlahan sudah berusaha menggrogoti nilai-nilai ideology Pancasila yang memiliki arti kemanusian yang adil dan beradab dengan menimbulkan banyak perubahan pada nilai-nilai kemanusiaan yang beradab kepada
nilai pemikiran Liberalis dan memberikan dampak kemerosotan moral menjadi tidak beradab yaitu dengan maraknya pornografi dan pornoaksi yang mengatasnamakan seni dan menungkir balikan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dengan adat ketimurannya yang dahulu selalu menjaga nilai kemanusiaan yg beradab, namun kini pengaruh kapitalis yang mengusung pemikiran liberalis dengan kebebasan tanpa batas, sesungguhnya sudah menurunkan arti peradaban bangsa Indonesia yang dahulu selalu dijunjung tinggi menjadi negara dengan kemerosotan moral yang cukup tajam dan tidak sesuai dengan Ideologi Pancasila yang menganut faham ke Tuhanan YME yg seharusnya mengikat tiap-tiap individu masyarakat/bangsa dengan nilai-nilai ke Tuhanan yang sudah digariskan dalam satu ajaran agama yang mengikat dengan batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar.
Dan gaya kapitalis dan liberalis sudah melanggar makna kemanusiaan yg beradab menjadi tidak beradab dengan melokalisir tempat-tempat perjudian dan perzinahan, dan mulai maraknya satu kelompok yang ingin melegalkan kaum homoseksual agar diakui keberadaannya di Indonesia, jelas bertentangan sekali dengan Ideologi Pancasila, khususnya sila ke Tuhanan YME dan kemanusiaan yg adil dan beradab.
Misi Kapitalis Dengan Pemikiran Liberalis
Gaya kapitalis dengan pasar bebasnya dan pemikiran liberalis yang tanpa batas dan disertakan dalam globalisasi, sudah menciptakan banyak malapetaka di Indonesia yaitu makin terpuruknya perekonomian Indonesia denga pasar bebasnya,dimana kita tidak mampu bersaing dengan negara-negara yang mengusung misi tersebut dengan memberikan banyak persyaratan-persyaratan politik yang diajukan oleh penyandang dana seperti IMF dan Bank Dunia, sehingga Indonesia hanya dijadikan sebagai koloni untuk memasarkan hasil-hasil industri negara-negara maju yg mengusung misi idiologi suatu negara tersebut, tanpa mampu menjual hasil industri negara Indonesia yg sudah dirobohkan sendi-sendi perekonomian di seluruh sector industri, keuangan maupun perdagangan dengan menggunakan kelompok-kelompok tertentu.
Pengaruh globalisasi yang mengusung misi gaya kapitalis dan pemikiran liberalis berusaha ingin menghancurkan dan mengacaukan sendi-sendi agama mayoritas di Indonesia dengan kebebasan untuk memaknai ajaran agama berdasarkan pemikiran Liberal tanpa batas, justru telah melanggar aturan-aturan hokum agama yg telah digariskan oleh batasan-batasn yg tidak boleh dilanggar, karena keimanan kepada Allah swt. Dikarenakan agama dijalankan bukan sekedar mengandalkan pemikiran semata, tapi memaknai agama harus dilengkapi dengan keimanan yg dibatasi oleh aturan-aturan yg dibuat oleh Allah dan tidak boleh di langgar oleh pemeluknya.
Pemikiran Liberalis yang tanpa batas sudah menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan dengan peradaban budaya timur Indonesia yang begitu tinggi dengan nilai kesopanan, tata krama yang diikat oleh aturan agama, tapi kini sudah terpuruk dengan moral yang rendah dan nilai etika serta adab yg jauh dari kesopanan maupun peradaban manusia yg mengkampanyekan pornografi dan pornoaksi dengan alasan seni, serta berusaha melegalkan kaum homoseksual untuk diakui keberadaannya, dan ajang-ajang miss universe yang mengumbar kemolekan tubuh dan dibingkai dengan latar belakang intelligent pendidikan yang tinggi, yg
sebenarnya sudah melanggar batasan budaya Indonesia dan kaidah agama.
Dan melokalisir tempat-tempat perjudian dan kemaksiatan yang sesungguhnya sudah menanamkan bibit-bibit kebejadan moral individu suatu bangsa yang sudah tidak berbudaya apalagi ber ke Tuhanan, tanpa sadar sesungguhnya sudah mengkhianati dan mengikis habis arti dan makna Ideology Pancasila yang dianut
oleh bangsa Indonesia.
Pengaruh globalisasi yang ternyata mengusung misi politik suatu bangsa yang maju untuk masuk ke Indonesia, secara langsung sudah menggrogoti ideology negara yaitu Pancasila dan tanpa sadar telah digantikan oleh gaya kapitalis dan saat ini Pancasila hanya akan dijadikan sebagai symbol negara yg tanpa makna, karena sudah tercabut jati dirinya yg memuat 5 dasar yg berisi tujuan dan cita-cita bangsa yg tertuang dalam UUD’45, sesungguhnya tanpa sadar saat ini Indonesia telah dijajah dengan penjajahan model baru yg secara jelas menghancurkan seluruh aspek pertahanan kita dari dalam dengan memanfaatkan satu
kelompok-kelompok tertentu.
Akibat penjajahan dengan model baru dengan symbol globalisasi, yang mengikut sertakan misi perubahan idiologi suatu negara secara perlahan menjadi ideology negara pencetus globalisasi dengan gaya kapitalis dan pemikiran liberalis. hingga tanpa sadar idiologi Pancasila sudah digantikan oleh pencetus globalisasi yg membawa misi politik idiologi suatu negara tersebut.
Strategi Yang Tepat Untuk Menghadapi Globalisasi
Perlunya strategi yg tepat untuk menghadapi globalisasi dengan gaya kapitalis dan liberalis yaitu Indonesia harus memiliki system pemerintahan yg kuat dengan strategi yg jelas dan memberlakukan hukum yg mengikat kuat pada individu, masyarakat serta membuat kesepakatan dengan negara-negara asing dalam melakukan
hubungan kerjasama yang jelas tanpa adanya ketimpangan kebijaksanaan yang justru merugikan satu negara dan menguntungkan negara lain dalam melakukan kerja sama, dengan memberikan banyak persyaratan-persyaratan kepada negara Indonesia sebagai negara penerima bantuan pinjaman dari para pengusung gaya
kapitalis tsb.
Strategi hukum yg tepat untuk mengikat pengaruh globalisasi dengan gaya kapitalis dan liberalis dengan kebebasan tanpa batasnya, maka perlu adanya aturan-aturan yg tertulis dan mengikat akibat pengaruh globalisasi yg kebablasan tanpa batas yaitu dengan mengembalikan 7 (tujuh) kata kunci yg terdapat dalam Piagam Jakarta yg dulu pernah disepakati oleh tokoh-tokoh kemerdekaan dan ditanda tangani pada 1 Juni 1945 yaitu dengan kata-kata mengikatnya tentang ke Tuhanan yang Mewajibkan Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluknya. Dan itu merupakan kata-kata ampuh untuk meredam semua kekacauan-kekacauan yg diakibatkan oleh pengaruh globalisasi dan mengikat individu masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim yg merupakan kunci maju atau mundurnya bangsa Indonesia saat ini.
Sekian dulu informasi sederhana saya mengenai Globalisasi Di Budaya Indonesia.Jika ada yang ingin ditanyakan,silahkan berkomentar pada kolom komentar setelah artikel sederhana saya mengenai Globalisasi Di Budaya Indonesia.