Contoh Karya Ilmiah Biologi - Pada beberapa saat lalu saya sudah memberikan sedikit Contoh Karya Ilmiah ACFTA.Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit mencoba memberikan Contoh Karya Ilmiah Biologi.Mengapa demikian ?? Karena saya merasa memiliki sebuah Contoh Karya Ilmiah Biologi yang harus saya bagikan.
Berikut ini adalah Contoh Karya Ilmiah Biologi yang dapat saya berikan untuk teman - teman semuanya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuannya adalah agar dapat:
- Mengetahui bagian – bagian tanaman yang dapat dibentuk menjadi bonsai
- Mengetahui tanaman bibit bonsai
- Mengetahui tanaman bakal bonsai dan bagaimana cara menanamnya
- Mengetahui bagaimana cara membuat tanaman bonsai
- Untuk memenuhi tugas mandiri mata pelajaran bahasa Indonesia
B. Latar Belakang
Menurut Rismunandar, (1993L tanpa halaman) menyatakan, “tanaman kerdil yang dipelihara di dalam pot yang beraneka ragam bentuk dan warnanya itu di Jepang diberi nama bonsai.”
Dari kutipan di atas menunjukan tentang pengertian bonsai, jadi bonsai
adalah tanaman kerdil yang bentuknya menyerupai tanaman di alam bebas
yang di tanam di pot yang beraneka ragam bentuknya dan warnanya atau
sering juga disebut tanaman hias, itu karena bentuknya yang indah dan
menarik dan biasa dipajang di halaman rumah sebagai Hiasan untuk menambah keindahan rumah, sehingga orang yang melihat akan merasa tertarik.
Pertama kalinya tanaman bonsai ini dikembangkan di Tiongkok pada abad
ke XI, kemudian pada abad ke XV seni tanaman bonsai masuk ke Jepang,
hingga seni tanaman kerdil ini disebut bonsai. Dengan keindahan dan
keunikan dari tanaman bonsai ini akhirnya tanaman bonsai ini sampai
merambah ke Amerika Serikat bahkan ke dunia Barat termasuk ke Indonesia
bonsai ini banyak digemari dan diminati untuk bisa memiliki tanaman itu.
Dengan demikian untuk bisa memenuhi hasrat itu, maka bonsai dalam
penyusunan karya ilmiah ini. Hal ini sengaja penulis sajikan agar
menambah kreatifitas bagi yang berminat tanaman hias.
C. Metode
Dalam
penyusunan karya ilmiah ini penulis menggunakan metode deskripsi dan
pendekatan yang digunakan yaitu dengan pendekatan normative, dimana
penulis menjelaskan dan memaparkan bagaimana cara membentuk tanaman
menjadi tanaman bonsai dengan menggunakan literature yang ada
D. Sistematika Penulisan
Di samping karya ilmiah ini harus bersifat ilmiah, juga harus tersusun
secara sistematis. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai
berikut:
- Dalam sistematika penulisan karya ilmiah ini diawali dengan isi yang terdiri dari daftar isi, dilanjutkan dengan isi yang terdiri dari beberapa Bab yaitu Bab I, Bab II, dan Bab III, yakni rinciannya sebagai berikut:
- Bab I Pendahuluan
- Isi dari Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub Bab yaitu; tujuan, latar belakang, metode; sistematika penulisan, dan terakhir Kegunaan
- Bab II Pembahasan
- Pembahasan ini menguraikan materi tentang tanaman bonsai secara teoritis dimana dalam hal ini terdiri dari beberapa sub yaitu: bagian tanaman, sifat dan fungsinya, bibit bonsai, bakal bonsai dan cara menanamnya; dan tahap-tahap pembentukan bonsai.
- Bab III Penutup
- Dalam Bab III ini diisi dengan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran, dimana penulis setelah menguraikan materi tentang bonsai selanjutnya menyimpulkan dan memberikan saran sehingga karya ilmiah ini bisa bermanfaat.
E. Kegunaan
Manfaat dan kegunaan penyusunan karya ilmiah ini diharapkan bisa:
- Menumbuhkan minat seseorang untuk bisa memiliki bonsai
- Memberikan motivasi untuk bisa berkreasi dan kreatif
- Memberikan pengetahuan dan pengalaman bagaimana membentuk tanaman bonsai
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bagian Tanaman, Sifat Dan Fungsinya
Bagi
seorang yang baru ingin mengembangkan daya kreasinya membentuk bonsai,
terlebih dahulu memerlukan bekal pengetahuan ala kadarnya tentang
tumbuh-tumbuhan.
Membuat bonsai pada hakikatnya mempengaruhi
bagian-bagian tanaman sedemikian rupa sehingga bisa tampil pertumbuhan
yang dikehendaki pemiliknya.
Perlu diingat, bahwa tumbuh-tumbuhan
sebagai makhluk yang hidup, walaupun bersifat pasif, tetap akan
memberikan reaksi terhadap gangguan pada tubuhnya.
1. Organ-Organ Tanaman dan Sifatnya
Hingga
saat ini tanaman yang dikerdilkan pada umumnya termasuk keluarga besar
“Dicotyledon” atau tanaman yang bijinya berkeping dua, maka dari itu
uraian tentang bagian-bagian tanaman di bawah ini khusus ditujukan
terhadap tanaman yang berkeping dua.
Bagian-bagian tanaman dapat dibagi dalam dua bagian ialah:
- Bagian vegetatif (organum nutritivum)
- Bagian generatif (organum reproductivum)
Untuk landasan membuat bonsai dibatasi pada penguraian bagian vegetatif
saja, Karena bagian generatif kurang perannya dalam membentuk bonsai.
a. Bagian Vegetatif
Bagian vegetatif dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian:
- Yang berada di atas tanah (batang pokok, dahan, ranting, daun) berada di dalam lingkungan yang penuh dengan udara dan lembap, serta sinar matahari dan suhu udara yang tidak konstan
- Bagian yang berada di dalam tanah, perakaran yang tumbuhnya ke bawah atau ke dalam tanah dan menghindari matahari.
Bagian ini terdiri dari:
- - Akar tunggang atau akar pokok yang tumbuhnya lurus ke bawah
- - Akar lateral, tumbuhnya mendatar, dan keluar dari dekat leher akar
b. Sifat dan fungsi bagian vegetatif
1. Batang pokok
Dapat meningkat tingginya, Karena diperlengkapi dengan titik tumbuh
pucuknya. Dan dapat memperbesar lingkaran batangnya Karena diperlengkapi
dengan jaringan khusus yang disebut kambium. Letak kambium di atas
kayu, dan di bawah kulit.
2. Dahan
Tumbuh dari kuntum yang
berada di ketiak daun pada batang pokok yang masih muda. Tumbuhnya bisa
mendatar atau membentuk sudut kurang dari 90°. Dengan adanya dahan-dahan
tersebut dibentuklah mahkota pohon yang konis, pyramidal, bulat telur,
lonjong dan sebagainya.
3. Ranting
Tumbuh dari kuntum yang
berada di ketiak daun dahan, dapat tumbuh ke arah yang beraneka ragam,
namun rata-rata tumbuh ke luar arah dahan. Pertumbuhan ranting dapat
dihentikan dengan reaksi membentuk ranting-ranting baru.
4. Kuntum
Kuntum dapat berada di titik tumbuh, ketiak daun dan ada pula yang
terpendam (tidak nampak) yang setiap waktu dapat tumbuh sebagai ranting
atau dahan baru.
5. Akar
Akar sifatnya menghindari sinar
matahari, sifat ini disebut “negatif phototropis”. Pertumbuhan akar
tidak kaku, yang berarti dapat menyesuaikan diri dengan ruang lingkup di
mana mereka berada, misalnya akar tunggang menjadi lateral bila
tumbuhnya terhalang oleh suatu benda yang tidak bisa ditembus, akan
berubah arahnya. Sebagai contoh akar tanaman di dalam pot atau keranjang
akan melingkar-lingkar bilamana sudah tua umurnya.
2. Fungsi Bagian Tanaman
Organ-organ
tanaman yang berada di atas tanah, tidak dapat dipisahkan dari
organ-organ yang berada di dalam tanah. Dampak pertumbuhan perakaran,
nampak pula pada pertumbuhan batang pokok dahan dan sebagainya.
a.
Daun merupakan pabrik untuk menghasilkan zat karbohidrat, protein dan
lemak. Ketiga zat ini dibentuk melalui proses fotosintesa.Sarana dari proses tersebut adalah:
- Hijau daun yang sehat
- Sinar matahari
- Udara yang mengandung zat asam arang (CO2)
- Air
b. Fungsi akar
Fungsi akar yang utama adalah untuk menyerap zat-zat mineral yang larut
di dalam air atau dari tanah. Zat-zat mineral ini pada umumnya
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
Air yang diserap bersama zat
mineral, diperlukan untuk berlangsungnya fotosintesa. Tanpa air atau
kekurangan air tanaman akan nampak layu, terutama yang diserang terlebih
dahulu bagian-bagian yang masih relatif muda.
B. Bibit Bonsai
Bibit untuk bonsai atau bakal bonsai dapat diperoleh dari:
- Biji yang khusus disemaikan atau dari semai yang ada di alam bebas
- Setekan atau cangkokan, yang pembuatannya memerlukan sedikit keterampilan
- Okulasi
- Bongkah-bongkah tanaman yang masih bertunas dan masih nampak bertahan untuk hidup
1. Semai Bakal Bonsai
Untuk mendapatkan bibit melalui penyemaian sendiri, akan memakan waktu
cukup lama. Menyemaikan biji hingga dapat di tanam dalam pot banyak
liku-likunya, sehingga dapat menghabiskan semangat untuk memulai
mengayunkan langkah membentuk bonsai.
Pesemaian bibit bonsai lebih
baik diserahkan saja kepada perusahaan bibit (bonsai) yang sekaligus
berkecimpung dalam pembikinan bonsai untuk di jual.
2. Setek, Cangkok Dan Okulasi
Menyetek, mencangkok dan membuat okulasi merupakan seni tersendiri.
Menyetek dan mencangkok dapat menghasilkan tanaman baru dalam jangka
waktu yang relatif singkat (1-2 bulan). Sedangkan membuat okulasi bisa
membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun.
a. Menyetek
Sebelum mempraktekan teknis menyetek tanaman, perlu disadari bahwa setiap jenis tanaman dapat dengan mudah disetek.
Dikenal 3 jenis setek, yaitu:
- Setek lunak dan setengah lunak
- Setek keras
- Setek daun
b. Cangkok
Untuk mencangkok, dipilihlah dahan minimal sebesar pensil atau ibu jari, dan kulitnya mudah dikelupas (tidak lengket).
Teknik mencangkok
- Kupas kulit dahan selebar 3-5 cm
- Buang lendirnya dengan mengerok atau melap dengan kain yang kering
- Biarkan 3-4 hari
- Kemudian tutup lukanya dengan mos yang dibasahi atau campuran antara tanah dan remah dengan kompos yang tua dengan perbandingan 1:1
- Balut mos atau tanah dengan lembaran plastik, dan ikat baik-baik di bagian atas dan bawah
- Dengan jarum lembaran plastik dilubangi agar sirkulasi udara dapat berlangsung.
c. Membikin Okulasi
Bagi yang telah biasa menanam satu jenis pohon misalnya buah-buahan
dalam bentuk okulasi untuk dijadikan bonsai, tidak merupakan suatu
problem yang pelit. Tapi tidak demikian halnya bagi seorang pendatang
baru, yang ingin menyibukkan diri dalam seni bonsai dan harus didahului
dengan membikin ekolusi sendiri.
Bibit ekolusi terdiri dari 2 (dua) bagian ialah :
- Batang bawah (onderstam)
- Batang atas (entrijs)
Langkah-langkah dalam perokulasian:
- Batang pokok bersihkan 15 cm di atas tanah
- Sayat kulit 10 cm dari atas tanah selebar 8 mm, dengan membikin keratan di bagian atas dan kanan kiri menurun ± 4 cm panjang
- Tarik kulit ke bawah, sehingga merupakan lidah, kemudian potong separuhnya
- Sayat mata dari dahan entrijs, dengan kayunya sedikit dari bawah ke atas, panjang ± 4 cm di atas mata yang merata, sehingga pas betul menempel pada keratan pohon pokok
- Angket kayu perlahan-lahan tanpa merusak matanya
- Kulit yang bermata, masukkan antara kayu dan kulit lidah batang pokok, yang telah dibuka, dan tempelkan kembali, usahakan matanya tidak tertutup
- Balut dengan tali raffia yang erat
C. Bakal Bonsai Dan Cara Menanamnya
Prinsip-prinsip menanam bonsai ini ialah:
- Pot dibikin dari tanah bakar, porselin atau plastik
- Air di dalam pot yang berlebih harus dapat mengalir keluar dengan sendirinya
- Jenis tanahnya adalah tanah yang tidak mudah padat atau plastik (liat/lengket)
- Tanah di dalam pot harus yang cerul, sehingga banyak mengandung udara bersih
- Daya serap tanahnya terhadap air baik, sehingga dapat mempertahankan kelembapannya.
1. Pot dan isinya
Pot merupakan sarana dalam kreasi bonsai yang tidak kalah penting
dengan bonsai sendiri. Dengan bonsai, pot merupakan rangkaian yang harus
harmonis, yang serasi dan atraktif dengan kata lain berukuran seimbang
dengan bentuk bonsainya.
Pot bonsai dapat berbentuk: bulat, oval, segi lima, segi panjang dan sebagainya
Ukurannya : besar, sedang, kecil hingga kecil sekali, tinggi hingga rendah seperti talam
Warnanya : beraneka ragam
Lubang pembuangan air : Selain pot berbentuk baki, semua pot bonsai
diperlengkapi dengan satu atau lebih lubang pembuangan air, yang ditutup dengan gas plastik atau yang lain
Pada umumnya jenis tanaman tertentu membutuhkan campuran tanah yang
khas bagi mereka. Resep umum medium untuk tanaman yang berdaun lebar
(Beringin, getahperca, sawo, dan sebagainya) adalah:
50 % tanah liat sedang
20 % pasir dan
30 % kompos
2. Mengisi Pot
Mengisi pot untuk tanaman bonsai merupakan duplikasi dari keadaan yang
sebenarnya di alam bebas. Lapisan paling atasnya atau topsil, tebalnya
tidak lebih dari 35 cm bersifat cerul, penuh dengan humus, dan subur.
Lapisan kedua masih lunak, masih dapat menyalurkan air ke bawah menjadi
air tanah. Lapisan ketiga bisa berbentuk lapisan tanah yang banyak
batu-batuan berukuran beraneka ragam dan akhirnya lapisan paling bawah
adalah lapisan induk batu yang kedap air.
Kesuburan dan tinggi
rendahnya pertumbuhan tanaman tahunan tergantung pada tebal tipisnya
lapisan kedua dan ketiga. Bila lapisan kedua dan ketiga bercadas,
pertumbuhan akar tunggangnya terhalang. Tanah yang tidak dalam dan
bercadas dalam musim kemarau banyak mengalami kekurangan air. Akibatnya
ialah tanaman tahun yang tumbuh di atasnya tidak akan normal, alias
pendek.
3. Pengamanan Isi Pot
Batu kerikil, pasir dan tanah
bisa mengandung serangga tanah yang membahayakan tanaman bonsai,
terutama cacing dan nematoda. Cacing tanah atau cacing hujan walaupun
tidak akan merusak akar namun tetap saja dapat merisaukan. Selain
serangga, jenis-jenis penyakit yang dapat mengakibatkan pembusukan pun
bisa berada di dalam tanah maupun pasir. Biji-biji rerumputan dan
sebaginya terdapat pula di pasir.
4. Cara Menanami Bonsai
Bakal bonsai dapat diperoleh melalui beberapa cara ialah:
- Membibitkan sendiri melalui penyemaian
- Membeli dari penjual bibit di pinggir jalan atau kebun bibit
- Mencari di luar halaman atau di alam bebas
5. Pemeliharaan Setelah Tanam
Setelah penanaman selesai, siram bakal bonsai dan tanahnya dengan
mempergunakan spayer yang halus. Air penyiraman harus bersih dan tidak
berlumpur dan nentral (tawar). Hentikan penyiraman jika air sudah
berkelebihan dan mengalir ke luar melalui lubang air. Bila air nampak
mengenang dan tidak mau keluar lubang air, ini merupakan pertanda bahwa
lubang air tersumbat. Malapetaka kecil ini dapat diatasi dengan alat
pengungkit.
Untuk menghindari permukaan tanah di dalam pot cepat
mengering. Dapat ditutup dengan mos kering sebagai mulsa atau lumut
hijau bilamana ada. Namun yang lebih praktis adalah dibungkus dengan
lembaran plastik. Batu kerikil kecil-kecil dapat berfungsi juga sebagai
mulsa.
Tempatkan kemudian bakal bonsai di tempat yang teduh, tidak
banyak angin dan bebas dari gangguan anak-anak atau hewan kesayangan.Untuk mempercepat tumbuhnya kembali (recovering) bakal bonsai dapat
diusahakan dengan menutup seluruh tanaman dengan kantung plastik
transparan.
D. Tahap-Tahap Pembentukan Bonsai
Membentuk
tanaman kerdil alias bonsai pada hakikatnya ialah membuat duplikat dari
bentuk-bentuk pohon-pohonan di alam bebas. Skala duplikasi ini bisa
kecil, sedang, hingga cukup besar namun tetap di bawah ukuran yang
normal.
Bentuk bonsai dapat menggambarkan sejenis pohon yang
bertahan terhadap keganasan alam, misalnya angin yang keras, badai laut
di pinggir pantai yang berlaut-laut. Pohon nampak porak-poranda namun
tetap survive.
Bonsai dapat menampilkan bentuk mahkota pohon indah
secara individual, namun dapat pula berbentuk kebun mini. Kebun mini ini
dapat berbentuk rata, namun dapat pula berbentuk puncak gunung dengan
beberapa tanaman kerdil. Puncak gunung dapat nampak hijau karena
tertutup mos atau berbentuk batu-batu karang yang menampilkan bentuk
tanah yang kritis.
1. Tahap Pertama, Membentuk Kerangka Dasar
Bakal bonsai yang sudah siap untuk diberi kerangka dasar adalah yang
sudah benar-benar sehat kembali, setelah mengalami pemindahan. Batang
Pokoknya praktis sudah tidak tergoyahkan lagi dan sudah cukup mencapai
ketinggian yang diperlukan pada akhirnya untuk dibentuk.
Kerangka
dasar sementara sudah dimulai pada waktu memindahkan tanaman ke dalam
pot bonsai. Sebelum membentuk kerangka dasar, rencanakan terlebih dahulu
masak-masak bentuk bonsai yang dikhayalkan, dan bagaimana kira-kira
bentuk bonsai pada akhirnya nanti.
Kerangka dasar ini terdiri dari rangkaian batang pokok dan beberapa dahan
Dahan-dahan yang dianggap berlebihan dipangkas dengan gunting pemangkas
sedemikian rupa, sehingga habis pangkalnya. Tepatnya, luka bekas dahan
nampak rata dengan permukaan kulit batang pokok.
Batang Pokok
Batang pokok dapat diatur sikapnya menjadi:
- Tegak lurus dengan dahan membentuk mahkota yang sistematis atau asimatris
- Berliku-liku namun menjulang ke atas
- Miring hingga menggelantung
- Berbatang pokok lebih dari satu yang tumbuh dekat leher akar atau lebih tinggi dan sebagainya.
2. Tahap Kedua Merubah Arah Dan Bentuk
Merubah bentuk dan arah tumbuhnya batang pokok dan dahan-dahan
merupakan suatu paksaan dan memakan waktu hingga bentuk dan arah yang
dikehendaki tercapai.
Untuk keperluan tersebut diperlukan sarana untuk memudahkan pelaksanaannya sebagai berikut:
- Kawat kuningan dari beberapa ukuran diameternya
- Tali raffia
- Tang untuk memotong kawat
- Gunting pemangkas
- Gunting biasa
- Pisau kecil yang tajam
- Tang yang runcing ujungnya
- Cellotape
E. Penyempurnaan Bentuk Bonsai
Tidak
semua jenis tanaman dapat dikerdilkan. Misalnya tanaman advokat yang
berdaun lebar dan panjang tidak. Mungkin memenuhi persyaratan agar
daunnya bisa mengecil. Tanaman yang dapat memenuhi persyaratan untuk
dikerdilkan adalah tanaman yang mempunyai daun berukuran kecil, misalnya
Beringin, jeruk kingki (Triphasi aurantium), jenis-jenis coniper
(cemara, pinus dll), delima (punika granatum), lo (ficus glomerata) dan
sebagainya. Di samping berukuran kecil hendaknya mempunyai sifat mudah
rontok.
Penyempurnaan bonsai kini letaknya untuk menyusun
ranting-ranting dengan daunnya yang cukup lebat, namun seimbang dengan
bentuk dan ukuran bonsai keseluruhannya.Batang pokok dan dahan
harus nampak tumbuh kuat, dan menghasilkan ranting-ranting dan daun yang
sehat. Walaupun bagaikan suburnya pertumbuhan daun namun dalam
peryempurnaan bentuk bonsai, batang pokok dan dahan harus nampak jelas
tidak tertutup. kedua-duanya merupakan kerangka dasar, dan sebagai dasar
yang harus tetap menonjol.
Langkah-langkah penyempurnaan ini dalam
hakikatnya sangat mengasyikan pemiliknya. Setiap waktu yang senggang
sering dimanfaatkan untuk meneliti pohon kerdil kesayangannya.
Langkah-langkah penyempurnaan ini terdiri dari.
- Pemangkasan
- Pengetipan/pengurangan kuntum ranting maupun dahan
- Jika perlu menambah lakukan dan sebaginya.
1. Pengendalian pertumbuhan
Setiap orang mengetahui, bahwa tanaman khususnya yang berbentuk pohon,
bila dibiarkan sekehendak hatinya, akan berbentuk pohon, bila dibiarkan
sekehendak hatinya, akan meningkat tingginya dan akan melebar
mahkotanya.
Setiap bagian yang dilengkungkan, sebagai reaksinya
ialah mengeluarkan kuntum baru yang dapat menjadikan dahan maupun
ranting mengakibatkan kuntum di bawah titik tumbuh yang semula pasif
(tidur) akan aktif dan tumbuh.
Pengendalian pertumbuhan tersebut dilaksanakan melalui pemangkasan dan pengetipan / Pemetikan titik tumbuh
Dengan pemangkasan dibuangnya:
- Cabang/ dahan yang tumbuhnya di luar rencana akibat dari lengkungan atau yang tumbuh dari kuntum adventif
- Ranting-ranting yang tumbuhnya saling tindih yang tampil kurang sedap
- Ranting-ranting yang tumbuh ke arah bawah atau ke arah batang pokok
- Ranting-ranting yang lemah pertumbuhannya
2. Cara dan Waktu Pemangkasan
Memotong dahan atau ranting, dilakukan sebagai berikut:
- Potong sedekat mungkin dengan kuntum yang nampak sehat
- Bila ingin membentuk ranting baru, potong sedekat mungkin dengan ranting yang tumbuhnya sehat
- Bila memangkas cabang, Potonglah sedemikian rupa hingga lukanya rata dengan permukaan pangkal tumbuhnya. Tutup lukanya yang besar dengan paraffin.
3. Melilit Dahan Dengan Kawat
Melilit dahan-dahan
yang memanjang karena pertumbuhannya masih dapat dilaksanakan. Tindakan
ini dilakukan selama pertumbuhan baru, masih memungkinkan tanpa
mengganggu bentuk dan penampilan bonsai selanjutnya
Langkah-langkah
dalam penyempurnaan bonsai nampaknya sederhana. Tapi hasil yang cukup
mengesankan baru dapat dicapai setelah beberapa tahun, ada yang tiga ada
yang lima tahun lebih.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan pengkajian secara normative pada Bab II, maka penulis menyimpulkan, yaitu:
- Bonsai adalah tanaman kerdil yang dipelihara di dalam pot yang beraneka ragam bentuknya dan warnanya.
- Bagian-bagian tanaman yang dapat dibentuk menjadi bonsai adalah, batang pokok, dahan ranting dan akar.
- Bibit atau benih yang dapat dijadikan bakal bonsai dapat dihasilkan melalui penyemaian biji, setekan, cangkokan, okulasi dan langkah-langkah tanaman yang masih bertunas.
- Adapun prinsip atau cara menanam bonsai adalah:
- Pot dibuat dari tanah bakaran,ÿ porslen atau plastik.
- Air di dalam pot harus dapat mengalir jikaÿ berlebih.
- Jenis tanahnya harus yang tidak mudah padat.ÿ
- Tanah di dalamÿ pot harus cerul, sehingga banyak mengandung udara bersih.
- Daya serap tanahÿ terhadap air baik.
- Membentuk tanaman bonsai ialah membuat duplikat dari bentuk pohon-pohonan di alam bebas. Skala duplikat ini bisa kecil, sedang, hingga cukup besar namun tetap dibawah ukuran.
B. Saran
Agar dalam penyusunan karya ilmiah ini bisa memberikan manfaat yang besar maka penulis menyarankan:
- Belajar mengkerdilkan pohon tidak akan selancar yang diharapkan, kegagalan pasti akan dialaminya. Dengan demikian hendaknya bagi para pemula untuk memiliki kesabaran yang tinggi Jadikanlah kegagalan sebagai ujian untuk mengulang lagi lebih baik lagi.
- Bagi yang memiliki tanaman bonsai, hendaknya memeliharanya dengan baik, karena membentuk tanaman kerdil dan memeliharanya hingga beberapa ratus tahun lamanya, merupakan suatu kesenian tersedirinya.
Sekian informasi sederhana saya mengenai Contoh Karya Ilmiah Biologi.